Romo Terkasih,

Teman saya melihat seorang ibu terima Komuni. Sampai di tempat duduk, dia ambil dari mulutnya, sedikit Komuni, lalu memberikannya kepada anaknya. Bagaimana, Romo?

Dari ibu Lusi P., Surabaya.

Ibu Lusi P. yang dikasihi Tuhan.

  1. Seringkali dalam misa yang dihadiri berbagai macam orang, pada waktu komuni, ada pengumuman ”Yang boleh menerima Komuni hanya saudara yang sudah dibaptis secara katolik dan sudah menerima Komuni Pertama”. Ini juga berlaku untuk anak kecil!!
  2. (a) Orang dewasa yang belum dibaptis Katolik, tidak boleh terima Komuni, sebab, pertama, S. Baptis adalah syarat untuk dapat hak terima sakramen & rahmat berikutnya. Kedua, dia belum beriman. Belum mengerti makna sakramen. Bisa salah paham. Dikira jimat. Dan (b) anak yang belum terima Komuni Pertama, belum bisa mengerti. Belum bisa membedakan mana bakpao dan mana Tubuh Kristus. Dia akan melecehkan Tubuh Kristus. Bakpao lebih enak, katanya. Lalu memuntahkan atau mempermainkan-Nya.
  3. Orang yang tidak punya cukup akal-budi dan iman, ketika menerima sakramen, akan melakukan idolatri atau sakrilegi. (a) Idolatri adalah pemberhalaan. Dikira seperti jimat. Yang menyelamatkan adalah benda suci itu, sebab (kepercayaannya) benda itu punya jiwa dan daya yang bisa mengusir setan dan penyakit. Jadi, nampaknya saja dia punya iman, tapi aslinya tidak. Cuma kepercayaan pada jimat. Menurut iman Katolik itu salah besar. Yang menyelamatkan adalah Tuhan yang diimani dan iman kepada Tuhan (Mat 9:29; 15:28; 17:20). Berkat iman kuat mamanya; anaknya, tanpa diberi Komuni pun, terlindung kuat dari serangan setan dan penyakit. Bahkan gunung pun bisa dipindahkan mamanya ke laut (Mat 17:20). Tapi kalau mamanya tanpa iman (hanya percaya jimat), anak, walau diberi Komuni pun akan seperti rumah tanpa pagar, akan dirusak babi hutan.(b) Sakrilegi adalah pelecehan terhadap barang suci atau orang suci. Baca baik-baik Mat 7:6 !! Orang yang o’on dan kabur mata batinnya, tidak mampu melihat kasih Allah yang mahakuasa yang ada di balik benda suci itu.
  4. Jimat adalah benda (suci??) yg aslinya gak punya daya apa-apa tapi direkayasa orang yg tidak beriman, sedemikian rupa, sehingga dirasuki roh jahat, lalu benda itu seakan punya daya penyelamat. Awas!! Roh jahat bukan pencipta manusia. Jadi, bukan pemilik manusia. Karena itu kalau diminta pelayanan (menjaga dan memperkaya), dia pasti minta upah. Upahnya melebihi pelayanannya (memakan habis segalanya). Sampai orangnya jatuh melarat dan sakit-sakitan sampai tua, gak mati-mati.

RD B. JUSTISIANTO.