Paus Fransiskus, dengan Bulla (surat ketetapan) yang berjudul “Misericordiae Vultus” atau “Wajah Kerahiman,” menetapkan tanggal 8 Desember 2015 sebagai pembukaan tahun Yubileum Kerahiman Ilahi sampai tanggal 20 November 2016. Tema tahun kerahiman ilahi adalah “Bermurah hati seperti Bapa.” Tujuannya sangat jelas yaitu “undangan untuk mengikuti teladan Bapa yang murah hati yang meminta kita tidak menghakimi atau menghukum tetapi mengampuni serta memberi kasih dan pengampunan tanpa batas,” sebagaimana dikatakan uskup agung Fisichella tertanggal 5 Maret 2015. Paus Fransiskus mengumumkan pada bulan Maret 2015 niatnya untuk memberitakan sebuah tahun suci sebagai cara bagi gereja untuk “membuat lebih jelas perutusannya untuk menjadi saksi kerahiman.” Salah satu cara yang diinginkan Paus Fransiskus untuk menunjukkan “keprihatinan keibuan Gereja” adalah mengirimkan “para misionaris kerahiman” – yaitu, para imam khusus yang dipilih yang telah diberikan “wewenang untuk mengampuni bahkan dosa-dosa disediakan untuk Takhta Suci.” Hendaknya tahun suci ini digunakan untuk peziarahan iman menuju pertobatan untuk mendapatkan kerahiman ilahi.
Tema tahun kerahiman ilahi adalah “Bermurah hati seperti Bapa.”
Tindakan simbolik yang dilakukan adalah membuka pintu. Selama berabad-abad, pintu-pintu dibuka dengan sebuah palu perak, bukan sebuah kunci. Ketika Paus Yohanes Paulus II pintu suci dibuka dengan didorong dua tangan. Apa artinya membuka pintu? Pintu Kudus dapat melacak kembali ke praktek pertobatan publik Kristiani kuno ketika orang-orang berdosa diberi penitensi publik sebelum menerima pengampunan. Para pendosa tidak diizinkan untuk memasuki gereja sebelum menyelesaikan penebusan dosa, tetapi mereka sungguh-sungguh disambut kembali ketika penebusan dosa mereka terpenuhi. Hingga hari ini, para peziarah Tahun Suci memasuki basilika melalui Pintu Suci sebagai tanda pertobatan mereka dan kembali berkomitmen untuk sebuah kehidupan iman. Baik pembukaan maupun penutupan Pintu Suci berlangsung dengan upacara resmi untuk menandai periode waktu yang disisihkan bagi laki-laki dan perempuan untuk menyucikan jiwa mereka.
Para peziarah yang sungguh-sungguh mendekati kerahiman ilahi dengan berdoa, berziarah dan mengunjungi gereja-gereja yang ditetapkan untuk perayaan Tahun Kerahiman Ilahi ini akan mendapatkan indulgensi penuh atau sebagian untuk penghapusan akibat-akibat dosa-dosa mereka bagi mereka sendiri atau kerabat yang sudah meninggal.
Apa itu indulgensi?
Katekismus Gereja Katolik (KGK) no. 1471 mengatakan bahwa Indulgensi adalah (1) penghapusan siksa-siksa temporal di depan Allah untuk (2) dosa-dosa yang sudah diampuni. (3) Warga beriman Kristen (4) yang benar-benar siap menerimanya, di bawah persyaratan yang ditetapkan dengan jelas, memperolehnya dengan (5) bantuan Gereja, yang sebagai pelayan penebusan membagi-bagikan dan memperuntukkan kekayaan pemulihan Kristus dan para kudus secara otoritatif”. “Ada indulgensi (6) sebagian atau seluruhnya, bergantung dari apakah ia membebaskan dari siksa dosa temporal itu untuk sebagian atau seluruhnya.” Indulgensi dapat diperuntukkan (7) bagi orang hidup dan orang mati.
Di tempat lain yaitu di Kitab Hukum Kanonik (KHK) no. 992 mengatakan Indulgensi adalah penghapusan di hadapan Allah hukuman-hukuman sementara untuk dosa-dosa yang kesalahannya sudah dilebur, yang diperoleh oleh orang beriman kristiani yang berdisposisi baik serta memenuhi persyaratan tertentu yang digariskan dan dirumuskan, diperoleh dengan pertolongan Gereja yang sebagai pelayan keselamatan, secara otoritatif membebaskan dan menerapkan harta pemulihan Kristus dan para Kudus.
Bagaimana mendapatkan indulgensi?
Seperti yang telah dijelaskan di atas, indulgensi dapat berupa indulgensi penuh dan indulgensi sebagian.
Untuk mendapatkan indulgensi penuh, secara umum seseorang harus melakukan 1) pengakuan dosa dalam sakramen Pengakuan dosa, 2) berpartisipasi dalam perayaan Ekaristi Kudus, 3) berdoa untuk intensi Paus, 4) melakukan apa yang ditentukan dalam ketentuan indulgensi dan melakukannya dengan hati yang menyesal, 5) bebas dari keterikatan akan dosa – bukan hanya dosa berat, namun juga dosa ringan. Kondisi terakhir inilah yang memang paling sulit untuk dilakukan. Jika hal ini tidak dipenuhi, maka seseorang akan mendapatkan indulgensi sebagian.
Indulgensi sebagaian diperoleh dengan cara: doa sungguh-sungguh, meditasi yang teratur dan sungguh-sungguh, doa rosario di Gereja maupun di komunitas dan keluarga, membaca Kitab Suci dengan hormat dan devosi dan membuat tanda salib dengan sungguh-sungguh dan hormat.
ditulis oleh: Ellyana Maria
20160113