1. Lambang keagamaan adalah sesuatu yang fisik-materiil-lahiriah yang dipakai orang beragama untuk menunjukkan isi batin (jiwa keagamaan). Apa yang di “dalam” hati diungkapkan ke “luar”.
  2. Rupa-rupa lambang keagamaan.
    1. Benda-benda: Lilin bernyala (Yesus Terang Dunia atau hati yang siap siaga). Air suci (kesucian). Dupa (kemuliaan Allah). Roti Suci (Tubuh Kristus). Anggur (Darah Kristus).
    2. Baju: jubah romo, jilbab suster.
    3. Simbol. Merpati (Roh Kudus). Domba (Yesus yang korban diri). Ikan (ichtus, Yunani, Iesus Christus Theou Uios Soter, Yesus Kristus anak Allah Penyelamat). Daun palma (kemenangan raja).
    4. Monogram. INRI (Iesus orang Nasaret Raja Iahudi). IHS (in hoc signo vinces, dengan tanda ini kamu menang). XP (x = chi, p = ro, Christus Raja).
    5. Warna: Merah (cinta bernyala, sampai berdarah). Hijau (pengharapan). Ungu (prihatin, duka, tobat).
    6. Gerak / upacara: Berlutut (hormat). Berdiri (siap diperintah). Tanda salib (kuhayati Kristus dalam hidupku) di dahi (kupercaya), di bibir (kuwartakan) dan di dada (kuresapkan di hati). Air suci untuk membuat tanda salib (Tuhan, sucikanlah aku). Upacara Sakramen.
    7. Kata-kata: Dalam Nama Bapa. Aku membaptis kamu. Inilah TubuhKu. Ya saya mau. Amin.
    8. Perumpamaan. Biji sesawi, penabur, pelita, penggarap kebun anggur, dsb.
  3. Sakramen juga lambang keagamaan. Upacara suci ini melambangkan 2 hal.
    1. Allah masih mencintai & memelihara umat-Nya (lambang rahmat Allah dari atas), dan
    2. umat mau dicintai & dipelihara-Nya (lambang iman dari bawah). Ada 7 sakramen (baptis, ekaristi, pengampunan dosa, krisma, perkawinan, imamat, orang sakit). Sakramentali adalah upacara suci ”seperti” sakramen tapi bukan sakramen. (talis=seperti). Contoh: Pemberkatan rosario, rumah, dsb.
  4. Hubungan antara lambang dan jiwa keagamaan punya 2 sifat. Mereka itu
    1. satu-kompak. Artinya, yang fisik-lahiriah itu merupakan ungkapan batin. Sakramen disebut sarana keselamatan, sebab begitu sakramen dilaksanakan maka Roh Kudus langsung mengerjakan keselamatan. Tapi mereka juga
    2. dua-berbeda. Yang fisik-lahiriah memang tak sama dengan batin dan tak mampu memuat seluruh isi batin sebab yang fisik-lahiriah itu terlalu kecil-miskin-kotor dan yang batin itu terlalu besar-kaya-suci. Selain itu manusia yang takut ditolak oleh masyarakat, suka berbohong (munafik) dengan menampilkan diri suci-hebat (agar diterima) padahal batinnya pendosa-sepele.
  5. Agar mampu memahami lambang keagamaan kita harus pakai Rasio dan Iman (Kerohanian). Kalau gak pakai, akan terjadi 3 hal ini.
    1. Idolatri (pemberhalaan; sebab mengira bendanya yang menyelamatkan padahal Tuhanlah yang menyelamatkan),
    2. sakrilegi (pelecehan terhadap benda suci sebab mengira di balik benda suci itu tak ada apa-apanya, padahal sebelum benda itu dijadi kan lambang suci, Allah terus menerus mencintai dan memelihara umat-Nya),
    3. tertipu (sebab mengira yang tampil kasar pasti pendosa dan yang tampil halus pasti orang saleh).

 

RD B. JUSTISIANTO.