1. Sakramen adalah upacara suci yang melambangkan 2 hal: Tiap kali kita menyaksikannya, kita mengerti bahwa
    1. Allah masih mencintai & memelihara umat-Nya (lambang rahmat Allah dari atas), dan bahwa
    2. umat-Nya mau dicintai & dipelihara-Nya (lambang iman, dari bawah).
  2. Ada 7 Sakramen dengan dasar Kitab Sucinya:
    1. S.Baptis (Matius 28:19),
    2. S.Krisma (Kisah 8:17),
    3. S.Ekaristi (Lukas 22:19-20),
    4. S.Pengampunan Dosa (Matius 16:13-20; 18:15-20; Yohanes 20:19-23),
    5. S.Perkawinan (Matius 19:6),
    6. S.Imamat (Lukas 22:19; Yohanes 21:15-17), dan
    7. S.Pengurapan Orang Sakit (Markus 6:13; Yakobus 5:14-15).
  3. Ada 5 syarat agar sah disebut sakramen
    1. Ada iman (iman pribadi dan iman umat Allah). Dalam baptisan bayi ada iman umat Allah. Tanpa iman tak ada sakramen.
    2. Pelayan sakramen yang sah artinya yang ditahbiskan (baik imam maupun diakon) dan punya jurisdiksi (ijin praktek). Dalam keadaan darurat, Gereja mengijinkan pembaptisan oleh awam yang mempunyai maksud yang semestinya (c.861 § 2).
    3. Kata-kata harus lengkap dan benar. Kata-kata pembaptisan yang benar adalah ”Aku membaptis engkau dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus”. Kalau ditambah ”… yaitu Yesus Kristus”, tidak sah.
    4. Perbuatan sakramen harus benar dan lengkap. S.Ekaristi harus lengkap dari awal sampai akhir. Tidak boleh terlambat atau pulang duluan. Tidak boleh ada konsekrasi di luar Misa. S.Pembaptisan, walaupun baptizzoo berarti mencemplungkan orang dalam air, tapi lambang minimal air mengalir di dahi, tidak boleh percikan air yang hanya jatuh di rambut tapi tidak mengalir.
    5. Bahan material harus benar dan baik. S.Baptis dengan air suci, atau dalam keadaan darurat dengan air bersih, tapi tidak boleh dengan air teh atau kopi. S.Ekaristi dengan roti tak beragi dan anggur tak beragi.
  4. Sakramen disebut signum efficax (tanda yang menghasilkan sesuatu) atau sarana keselamatan. Artinya, begitu sakramen dilaksanakan, Roh Kudus langsung menggarap si penerima. Ex opere operato, artinya, dari perbuatan suci yang dilaksanakan itu rahmat berkarya. Contoh. Presiden Mikail Gorbachev dari Uni Soviet (negeri Komunis, 1985) sudah menerima S.Baptis. Nama baptisnya Mikail. Dia bilang, S.Baptisnya sudah terkubur, tidak bermakna lagi. Saya tak pernah ke Gereja. Tapi apa yang terjadi? Presiden Gorbachev melakukan perbuatan yang historis. Dia membubarkan Partai Komunis Uni Soviet dan membebaskan negara-negara jajahan Uni Soviet  masing-masing menjadi Republik demokratis. S.Baptis yang diterima Mikail Gorbachev itu diam-diam menggarapnya menjadi pribadi yang luar biasa yang melakukan perbuatan yang hebat pula. Lalu S.Orang Sakit. Setelah si sakit diurapi dengan Minyak Suci, rahmat Allah langsung menggarapnya. Kadang-kadang ada yang sembuh. Atau sekurang-kurangnya orangnya menjadi kuat dan tabah dalam penderitaan. Atau meninggal dengan tenang.

 

RD B. JUSTISIANTO